Semakin berkembangnya teknologi, semakin membuat orang-orang mudah terhubung satu sama lain. Keterhubungan ini membuat masyarakat mudah melakukan komplain terkait produk barang dan jasa. Hal ini juga membuat masyarakat mudah berpindah dari suatu produk ke produk lainnya, dari suatu perusahaan ke perusahaan lainnya. Ditambah lagi dengan banyak perusahaan luar negeri yang mensyaratkan adanya aspek kepedulian lingkungan dalam menghadapi isu perubahan iklim.

Perubahan-perubahan ini memberikan dampak pada dunia ketenagakerjaan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa 50 persen pekerjaan yang ada saat ini menjadi tidak relevan dalam 10 tahun yang akan datang. Ini suatu hal yang harus kita perhatikan, kita antisipasi. Perusahaan pun akan semakin selektif dalam mencari pencari kerja, mengutamakan yang jelas kompetensinya.

Demikian disampaikan Menteri Ketenagakerjaan RI, Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D. saat melakukan Launching Bulan Pelatihan Vokasi Nasional dengan tema “Skill Up, Kompeten, Produktif” di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Bekasi, Rabu (01/10).

Bulan Vokasi Nasional yang diselenggarakan pada Oktober adalah upaya Kementerian Ketenagakerjaan menjawab tantangan-tantangan tersebut. “Kita coba optimal bulan Oktober 60 ribu. Bulan Oktober kita buka akses seluas-luasnya kemitraan dengan industri, perguruan tinggi, pemerintah daerah untuk pelatihan, termasuk di Sabtu-Minggu,” paparnya.

ProfMen juga mengatakan bahwa pelatihan-pelatihan durasi pendek pun akan mendapatkan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). “Karena pelatihan vokasi tentu harus menghasilkan kompetensi yang memang dimiliki oleh perusahaan. Jadi ada aspek pengetahuannya, ada aspek berkait dengan skill yang ini. Makanya ada di balai, tidak bisa hanya online,” jelasnya.